Dikarawang, Bupati Pimpin Upacara Hari Santri Nasional Ke-4 Tahun 2018

oleh -55 Dilihat
Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana
Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana

Karawang – Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana memimpin upacara Hari Santri Nasional ke-4 Tahun 2018, dengan tema “Bersama Santri Damailah Negeri”, bertempat di Plaza Pemda Karawang, Senin (22/10/2018).

Turut hadir Wakil Bupati Karawang H. Ahmad Zamakhsyari, Forkopimda Kabupaten Karawang, para Kyai, perwakilan pondok pesantren, dan ribuan Santri.

FB_IMG_1540247830371Dalam sambutannya, Menteri Agama RI yang di sampaikan oleh Bupati Karawang mengatakan, bahwa ditetapkannya hari santri merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam di Indonesia. Mulai sejak itu, kita dengan suka cita memperingati hari santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan santri.

Dipaparkannya, berkaca pada sejarah, hari santri merujuk pada keluarnya resolusi jihad pada 22 Oktober 1945, yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 Nopember 1945 di Surabaya, yang kemudian diperingati sebagai hari Pahlawan. Resolusi jihad adalah seruan ulama santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

FB_IMG_1540247808504“Resolusi jihad itu telah melebur sekat-sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis dan seterusnya dikalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang,” kata Menteri Agama, dalam amanatnya yang dibacakan oleh Bupati Karawang.

Dikatakannya juga, dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai, serta menekan lahirnya konflik ditengah-tengah keragaman masyarakat.

“Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun,” paparnya.

FB_IMG_1540247798469Sementara itu, Wakil Bupati Karawang H. Ahmad Zamakhsyari meminta para santri di Karawang untuk melawan berita hoax yang berisi provokasi dan memancing perseturuan antar kelompok satu dengan yang lain.

“Santri adalah kaum terpelajar milik umat islam yang harus berada di garda depan untuk memerangi hoax yang kian marak di Indonesia khsusunya Karawang. Apalagi jelang pilkada,”katanya.

Sambungnya, “jangan sampai menyebar berita bohong, apalagi menyebarluaskan berita yang mengandung provokasi adalah perbuatan yang hanya memunculkan aura negative di masyarakat. Untuk itu para santri terutama pondok pesantren justru harus menebarkan aura positif di tengah masyarakat” tutupnya. (Diskominfo/Advertorial)dinas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *