Kuala Tungkal – Tokoh masyarakat yang juga anggota Tim percepatan pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) H. Indra Sapari, SE mengeluhkan sering padamnya listrik tanpa peringatan dan pemberitahuan.
“Saya sangat kecewa dengan kinerja dan fasilitas PLN, karena lampu sering mati tanpa dikabari. Daya voltasenya sangat rendah, bayaran rekening listrik jadi mahal, kalau terlambat langsung dicabut. Dan karena voltase rendah listrik sering mati mengakibatkan perlatan elektronik pada rusak,” pungkas H. Indra Sapari, Senin (20/9/2021).
“Belum lagi bisnis sangat dirugikan, sebab usahanya tak jalan dan persoalan PLN bukan karena managernya, sebab telah beberapa kali pergantian manager tetap aja ada persoalan seperti ini, kita tidak pernah tahu apa penyakitnya,” tambahnya.
“PLN jangan cuma tahu haknya, tapi kewajibannya juga harus dipenuhi. Masyarakat tidak masalah kalau listrik mahal, asal layanan dan kualitas ditingkatkan,” tutupnya.
Sementara itu, melalui pesan singkat (WhatsApp) Manager PLN Rayon Kuala Tungkal Rizki Tungguan, mengatakan bahwa kondisi kelistrikan PLN terutama di Kuala tungkal Masih disupply dari Gardu Induk (GI) Sabak dan TJP.
“Oleh sebab itu tegangan rendah yang diterima ketika awal listrik nyala adalah tegangan asli yang kita terima dari GI sabak, Setelah normal baru bisa di dorong dengan bantuan TJP,” pungkasnya.
Menurutnya, padamnya listrik itu ada 2 penyebabnya, pertama, padam karena gangguan (ada pohon rubuh atau nyentuh jaringan, Tiang patah, material rusak). Kedua, karena ada pekerjaan emergency dan terencana. “Untuk emergency biasanya kami sebarkan semampu kami, tapi kalo terencana kami infokan melalui Pemda dan RSPD,” jelasnya.
Lebih lanjut Rizki menyebutkan, bahwa tagihan listrik yang terbit merupakan hasil penghitungan pemakaian angka Stand awal dikurang angka Stand akhir yang sudah dipakai dalam 1 bulan.
“Saat ini PLN telah melakukan komunikasi kepada Pemerintah Daerah untuk dukungan penyelesaian permasalahan Tower SUTT 150KV yang belum selesai,” ungkapnya.(yn)