Jakarta – Lantunan ayat-ayat suci Alquran dan Sholawat Nabi Muhammad SAW, menghiasi Zikir Akbar yang digelar Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhiyaksa (HBA) ke 58, dan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Adhiyaksa Dharma (IAD) Kartini ke XVIII, di Lapangan Kejagung, Jakarta Selatan, Jumat (20/7).
Gelaran istiqosah ini diikuti seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) kejaksaan RI di suluruh Indonesia, dengan Tema “Doa Dan Asa Kejaksaan Untuk Indonesia, Membangun Sinergi, Menjaga Negeri”, yang dihadiri juga oleh ratusan Ulama, Habaib dari berbagai Daerah, Pimpinan Ormas, pejabat eselon I dan II Kejaksaan Agung, juga dihadiri Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW).
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Penasihat MDHW sekaligus Ketua MUI, Prof. Dr. (HC). KH. Ma’ruf Amin mengatakan, bahwa bangsa ini terdiri dari beragam agama dan suku serta golongan, sehingga potensi konflik dan perpecahan tentu sangat besar. Untuk menjaga bangsa ini tidak hanya melalui ukhuwah Islamiah, namun juga ukhuwah wathoniyah. Begitu juga dalam menjaga kerukunan bangsa ini, disamping usaha lahiriah, juga penting usaha-usaha batiniah seperti dzikir dan istighosah.
“Dzikir bermaksud mengetuk pintu langit. Ini bagian dari usaha batiniah dalam menjaga kerukunan bangsa,” katanya didepan para jamaah dzikir.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar MDHW, KH Musthofa Aqil Siroj mengucapkan terimakasih kepada Jaksa Agung RI HM Prasetyo, yang sudah menggendeng MDHW menyelenggarakan dzikir akbar di Kejaksaan RI.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Pak Jaksa Agung. Baru di zaman Pak Prasetyo, Dzikir akbar digelar kejaksaan,” katanya.
Dia menegaskan, Dzikir ini juga sebagai momentum muhasabah terkait apa yang sudah dicapai dan belum dicapai Kejaksaan selama ini, serta untuk menyerukan Islam damai.
“Dzikir kebangsaan selain sebagai upaya rasa syukur dalam memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke 58, juga sebagai momentum muhasabah,” tutupnya.(Her)
