Badiklat Kejaksaan Raih Juara Pertama Pameran Produk Unggulan Adhyaksa Law Festival

oleh -48 Dilihat

Jakarta – Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) Kejaksaan RI dinobatkan sebagai Juara Pertama pameran produk-produk unggulan Adhyaksa Law Festival, dalam memperingati Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke 59 tahun 2019, di Sasana Adhika Karyya, Badiklat Kejaksaan RI, Jakarta, Senin (22/7).

Produk unggulan itu meliputi pelayanan mulai dari E-Register, E-Ijin, E-Lapdu, E-Akademik, E-Quisiner, E-Office, Cashless Managent System, Smart Board Interaktif, E-Absen, CCTV, E-Learning, Program Command Centre dan Media Centre.

Pelayanan yang dilakukan satu pintu atau lebih dikenal dengan sebutan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) itu dikemas secara apik, cerdas dan terukur menggunakan sistem komputerisasi yang canggih.

Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Kabadiklat) Setya Untung Arimuladi menghimbau, kepada jajaranya hendaknya untuk tidak berpuas diri dengan apa yang di raihnya dan selalu tetap belajar, terus berkarya demi kerja nyata dan menjadi kebanggaan Bangsa dan Negara.

“Apalagi setiap insan Kejaksaan, kejujuran dan keadilan seorang Jaksa sangat dibutuhkan. Melalui Badan Diklat, cita-cita untuk menghasilkan Jaksa profesional yang lebih dikenal sebagai a man of law,” ujarnya.

Ia berharap, kepada jajarannya harus memiliki kecakapan lain di luar tugas dan fungsi utamanya sebagai Jaksa.

“Seiring dengan berkembangnya zaman, seorang Jaksa wajib mempunyai kemampuan lain yang menopang fungsi tugas utamanya seperti IT, pergaulan dan percaturan nasional maupun internasional untuk bisa mengimplementasikannya dalam tugas pokok seorang Jaksa,” ujarnya.

Pameran Adhyaksa Law Festival sendiri digelar selama lima hari, yakni sejak Kamis hingga Senin (18-22 Juli).

Selaku Kabandiklat, ia pun menunjukkan 38 aplikasi melalui 34 hardware dengan alat dukung IT.

“Doakan saya agar saya bisa melaksanakan fungsi tugas pokok serta pengabdian secara optimal sebagaimana yang dikehendaki rakyat,” lanjutnya.

Sambungnya, harus mengedepankan kejujuran dan keadilan bagi seluruh aparatur hukum. Untuk mendidik kejujuran, ia bahkan membangun ‘kantin kejujuran’ tanpa pelayan bagi Kejaksaan dan pihak manapun yang berkunjung ke Badiklat Kejaksaan RI.

“Makanan dan minuman yang tersedia, kita bayar sendiri, mengambil kembalian sendiri. Semuanya benar-benar self service. Inilah salah satu pendidikan dasar melatih kejujuran pada diri sendiri,” jelasnya.

Setia melanjutkan, tuntutan masyarakat yang menghendaki Kepolisian, Kejaksaan, dan Lembaga Pengadilan selalu bekerja baik terjadi lantaran masih ada mindset masyarakat terhadap aparat penegak hukum yang mengutamakan keuntungan pribadi.

Menepis mindset ini, kata dia, satu-satunya jalan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perubahan, baik dari aspek pola pikir, budaya kerja, perilaku, kualitas ketatalaksanaan, maupun kelembagaan sendiri.

Ketua Umum Persatuan Jaksa Indonesia ini juga berharap, ilmu yang didapat alumni Diklat dapat memberi nilai tambah bagi pengembangan kompetensi individual, profesionalitas, serta meningkatkan penguasaan, kemampuan dan ketrampilan diri sesuai kebutuhan institusi masing-masing.

Untung juga menambahkan, the spirit of change atau semangat perubahan itulah yang menjadi tagline di sekolah para calon jaksa dan pimpinan di Kejaksaan tersebut.

Ia mengatakan, Badiklat terus mengasah perkembangan teknologi guna meningkatkan jumlah unit pelayanan publik, khususnya dalam optimalisasi belajar mengajar.

“Sekarang ini kami meningkatkan mutu pendidikan berbasis IT bagi penyelenggara pendidikan, para peserta pendidikan/pelatihan, pengajar atau widiaswara, narasumber yang berbasis informasi dan teknologi sebagai wujud learning center for the fourth industrial revolution atau lembaga pelatihan era revolusi industri 4.0,” cetusnya.

Aplikasi berbasis IT ini sebagai sarana untuk memonitor seluruh proses kegiatan belajar mengajar. Dalam keadaan tertentu, pimpinan bahkan dapat memberikan instruksi langsung dari ruangan command centre, sehingga fungsi pengawasan dapat dilaksanakan secara optimal.

Kemajuan teknologi itu, kata dia, untuk menopang instansi menuju zona integritas (ZI) dalam kawasan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Adapun 38 layanan aplikasi yang disuguhkan itu di antaranya e-register, e-akademik, e-quisionair, e-izin, e-lapdu, program command center, cashless management system, e-absen, e-learning. Seraya menyebutkan, “bahwa Badiklat Kejaksaan RI pada akhir Desember 2018 mendapat predikat satuan kerja Eselon I sebagai zona integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Besih Melayani (WBBM) yang diberikan oleh Kemenpan RB,” tandasnya.(Her)